PERISTIWA AKHIR HAYAT
NABI MUHAMMAD SAW
Sesudah melaksanakan hajji wada’ (hajji perpisahan)
Rosululloh kembali ke Madinah. Beliau mengatur kabilah-kabilah yang telah masuk
islam sampai habis sisa masa hidupnya. Beliau mengirim pada Da’i ke berbagai
daerah untuk mengajarkan agama Islam. Ia juga mengatur peradilan islam serta
mengatur cara-cara pemungutan zakat.
Salah
satu mubaligh yang dikirim adalah Muaz bin Jabal ke negeri Yaman, beliau terkenal
sebagai ulama yang pertama kali menggunakan ijtihad jika tidak ada dasar hukum
di dalam al-Qur’an maupun al-Hadis.
Nabi
Muhammad Saw menyiapkan pasukan untuk memerangi orang Romawi di Balqa
(Yordania), yang dipimpin oleh Usamah bin Zaid bin Harisah yang baru
berusia 18 tahun. Akan tetapi tidak jadi berangkat karena Rosul mendadak sakit.
Rosululloh
Saw, pada waktu itu juga menerima wahyu yang terakhir, yaitu: surat al-Maidah
ayat 3.
..... 4 tPöquø9$#
àMù=yJø.r&
öNä3s9
öNä3oYÏ
àMôJoÿøCr&ur
öNä3øn=tæ
ÓÉLyJ÷èÏR
àMÅÊuur
ãNä3s9
zN»n=óM}$#
$YYÏ
4
....... ÇÌÈ
Artinya:.......
pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. ......
Dua bulan setelah hajji wada’ kesehatan Rosululloh
berangsur-angsur memburuk, badannya panas. Walaupun demikian, ia tetap
mengimami sholat. Dalam khotbahnya yang terakhir beliau bersabda:”Akuu
berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik terhadap orang Anshor. Sesungguhnya
orang-orang Ansor adalah orang dekatku dimana aku berlindung kepada mereka.
Mereka telah melalui apa yang menjadi beban mereka dan masih tersisa apa yang
menjadi hak mereka. Oleh karena itu, berbuat baiklah kepada siapa saja diantara
mereka yang berbuat baik dan maafkan siapa saja diantara mereka yang berbuat
kesalahan”.
Tiga
hari menjelang wafat, beliau tidak dapat mengimami sholat, dan menunjuk Abu
Bakar As-Shidiq sebagai pengganti imam sholat. Sehari sebelum wafat beliau
memerdekakan para budak lelakinya; beliau juga menyedekahkan uang sisa sebanyak
7 Dinar. Beliau memberikan senjata-senjatanya kepada kaum muslimin.
Pada
waktu dluha beliau memanggil putrinya (Fatimah); dan membisikan
kepadanya bahwa beliau akan segera dipanggil menghadap Alloh Swt. Menndengar
hal itu Fatimah menangis. Kemudian, beliau berbisik lagi bahwa anggota keluarga
yang pertama akan menyusulnya adalah Fatimah; kemudian Fatimah tersenyum.
Setelah
itu Nabi memanggil cucunya (Hasan dan Husain); beliau juga memanggil
istri-istrinya dan anggota keluarga yang lain. Beliau memberikan wasiat yang
terakhir:”Ingatlah sholat dan Taubatlah”. Tidak berapa lama kemudian
beliau menghembuskan nafasnya yang terakhir. Beliau wafat pada hari Senin
tanggal 12 Rabi’ul awwal 11 H. Atau 8 Juni 632 M.
Rosululloh
berdakwah mensyiarkan agama Islam selama 23 tahun. Ketika meninggal beliau
hanya mewariskan 2 harta pusaka yang besar yaitu al-Quran dan al-Hadis.
Beliau berjuang tak kenal lelah sehingga berhasil mendirikan negara Islam yang
pertama di Madinah; serta mampu menyatukan suku-suku Arab di bawah naungan
syariat Islam.
Berita
wafatnya Nabi Muhammad tersebar luas ke seluruh penjuru Madinah. Suasana sedih,
haru menyelimuti kota itu. Ketika Umar bin Khotob mendengar berita
kematian Rosul, beliau berdiri dan termenung seakan tidak bisa menerima atas
kematian Sang Rosul. Ia berkata:”Sesungguhnya beberapa orang munafiq
menganggap bahwa Nabi Muhammad Saw telah wafat. Sesungguhnya beliau tidak
wafat, tetapi pergi ke hadapan Tuhannya, seperti yang dilakukan Musa bin Imron
yang pergi dari kaumnya. Demi Alloh dia benar-benar akan kembali. Barang siapa
yang beranggapan bahwa beliau wafat, kaki dan tangannya akan kupotong”.
Setelah
mendengar berita wafatnya Nabi, Abu Bakar As-Shidiq segera menemui
Aisyah. Ia membuka kain kafan dan berkta:”Kalau kematian sudah menjadi
ketetapan Engkau, berarti engkau benar-benar telah meninggal dunia”. Abu
Bakar menerima atas kematian Sang Rosul; kemudian ia menemui Umar bin Khotob
dan berkata:”Barang siapa menyembah Muhammad, sesungguhnya Muhammad sudah
mati. Barang siapa menyembah Alloh, sesungguhnya Alloh Maha Hidup dan tidak
mati”. Abu Bakar kemudian membaca surat Ali Imron ayat 144, yaitu:
$tBur
î£JptèC
wÎ)
×Aqßu
ôs%
ôMn=yz
`ÏB
Ï&Î#ö7s%
ã@ß9$#
4
û'ïÎ*sùr&
|N$¨B
÷rr&
@ÏFè%
÷Läêö6n=s)R$#
#n?tã
öNä3Î6»s)ôãr&
4
`tBur
ó=Î=s)Zt
4n?tã
Ïmøt6É)tã
`n=sù
§ÛØt
©!$#
$\«øx©
3
Ìôfuyur
ª!$#
tûïÌÅ6»¤±9$#
ÇÊÍÍÈ
0 komentar:
Posting Komentar