Hari ini sabtu tanggal 17 Maret 2012, rencananya saya berangkat ke sekolah akan membimbing siswa kelas V untuk memasak Soto Special. ya itung-itung makan gratis dengan murid, murid kasih tugas SBK yaitu masak. saya berangkat agak siang karena UTS untuk hari ini bukan pelajaranku yaitu Bahasa Sunda dan Bahasa Inggris.
Sesampai di sekolah aku canggung and malu, pas nyampe di depan kantor ko ada pak kepala (Al-Haris,S.Pd.I) sedang berdiri wah aku udah dag-dig-dug dikira akan memarahi aku, eh ternyata baik deh kepala sekolahku. kemudian aku masuk kelas, dan menanyakan persiapan kelompok. (Sri Wahyuningsih, Uswatun Hasanah, Nung Atikah dan Heri Rahmawan). kelompok tersebut mengeluarkan dari tasnya sebuah buntelan yang berisi-bahan bahan membuat soto.
Wah aku senang sekali, (bisa makan soto niiih). aku menyuruh kelompok untuk mengambil peralatan memasak, termasuk KOMPOR GAS. aku membuka kompornya yang masih ditali setelah terakhir dipakai kemah LT II di Lapang Sukanegara Lakbok. melihat aku sedang membuka tali beberapa siswa sudah ada yang merasa takut mereka keluar kelas. saya karena seorang guru dan di rumah mertua juga sering buka pasang kompor gas, jadi ya tetep enjoy aja.
Tanpa membaca basmalah (lupa gitu) aku membuka regulatornya dan ku tancapkan di atas tabung (3kg.) kemudian ku tekan regulatornya, begitu aku putar slopnya tiba-tiba
tiba-tiba
tiba-tiba
Darrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrsssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss
regulator pecah. untung aku sudah punya tenaga dalam dan tenaga luar jadi tanganku khususnya dan bagian tubuhku sehat wal 'afiat. alhamdulillah. siswa yang waktu itu berada di kelas V langsung berlarian keluar. bahkan kelas III, IV dan VI juga ikut keluar berhamburan. waaah pokoknya kalau anda di situ jantung berdebarnya tambah 5x lipat.
Aku keluar dan langsung berlari mengejar meteran listrik yang berada di kelas II jaraknya dari kelas V kurang lebih 50 meter. kaya lagi balap lari gitu cepet sekali. (katanya kalau listrik masih nyala atau kalau ada api bisa meledak). kelas lima penuh dengan gas. gimana coba perasaan saya waktu itu ?
Coba kalau deket wartawan pasti aku jadi terkenal masuk TV kaya artis dadakan, obrolanku pada teman sekerjaan (Enton,S.Pd). Imu Munirah,S.Pd.I langsung SMS suaminya di bumi (cek sunda) dan dibalas supaya dicopot saja regulatornya. tapi aku udah trauma disuruh membuka ya ngga mau, habis masih muda sih,, masih lama jalan hidupnya. gas masih memancar dengan derasnya dii kelas V bahkan menyebar masuk ke kelas IV dan VI yang berdekatan. untungnya saya tidak doyan Rokok disamping haram juga berbahaya jika menyalakan kompor gas bisa meledak loh.
Sudah 30 menit lamanya gas masih keluar. akhirnya Pahlawan pun datang dia dengan gagah berani masuk ke kelas untuk mencabut regulator dia bernama Al-Haris,S.Pd.I (Kepala MI Kedungsari) Hebatkan. kamu berani ngga? kemudian gas dan kompornya dibawa keluar. dan tabung gas sudah berubah warna yang tadinya hijau menjadi warna putih sekali dan suhunya sangat dingin sekali kaya di daerah kutub Es.
dari kejadian tersebut saya ambil pelajaran dan hikmah yang besar yaitu
1. Ketika akan memulai sesuatu apapun basmalah jangan sampai lupa
2. Regulatornya sudah jadul, mereknya Quantum bantuan pemerintah; wah dah nggak layak tuh,
3. Jangan sok bisa, sok pinter mentang mentang Guru. (sombong)
4. selalu behubungan baik dengan siapapun, karena kita tidak mungkin memenuhi kebutuhan dengan seorang diri pasti butuh bantuan yang lain.
5. Kepala Madrasah harus rela berkorban menyelamatkan orang banyak. jangan pengennya dihormati saja.
udah dulu ceritanya kutulis diinternet biar kukenang sepanjang masa. dan anak cucuku tahu nantinya.
selamat beraktifitas......................
0 komentar:
Posting Komentar