Minggu, 11 Maret 2012

PTK_Bab_III_Pembelajaran_Model_Discovery_Inkuiri

Informasi Halaman :
Author : Alip Hadi Mujiono, Staf Pengajar TIK di SMP NU 02 Dukuhturi Kabupaten Tegal.
Judul Artikel : PTK_Bab_III_Pembelajaran_Model_Discovery_Inkuiri
URL : http://tahrirmansur84.blogspot.com/2012/03/ptkbabiiipembelajaranmodeldiscoveryinku.html
Bila berniat mencopy-paste artikel ini, mohon sertakan link sumbernya. ...Selamat membaca.!

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.  Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.  Sedangkan penelitian deskripsi bertujuan untuk membuat gambaran mengenai fakta dan sifat populasi atau objek penelitian secara sistematis, logis, faktual dan akurat.
Menurut Sukidin dkk. (2002:54) ada 4 macam bentuk penelitian tindakan, yaitu: (1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan kolaboratif, (3) penelitian tindakan simultan terintegratif, dan (4) penelitian tindakan sosial eksperimental. 
  Keempat bentuk penelitian tindakan di atas, ada persamaan dan perbedaannya. Menurut Oja dan Smulyan sebagaimana dikutip oleh Kasbolah, (dalam Sukidin, dkk. 2002:55), ciri-ciri dari setiap penelitian tergantung pada: (1) tujuan utamanya atau pada tekanannya, (2) tingkat kolaborasi antara pelaku peneliti dan peneliti dari luar, (3) proses yang digunakan dalam melakukan penelitian, dan (4) hubungan antara proyek dengan sekolah.
Pengertian tindakan kelas menurut Hopkins dalam Kunandar (2008:41) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur pendidikan dengan tindakan substantive, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.
Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana guru sangat berperan sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini, tujuan utama penelitian tindakan  kelas ialah untuk meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam penelitian ini peranannya tidak dominan dan sangat kecil.
Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan. Kemmis dan Taggart (1988:14) menyatakan bahwa model penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.

B.  Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas V MI Ma’arif Kedungsari Baregbeg Lakbok Ciamis. Pusat pada pokok bahasan Pesawat sederhana.
1.   Tempat Penelitian 
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di MI Ma’arif Kedungsari yang berada di Desa Baregbeg Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis. Terletak di perbatasan antara Desa Sidaharja dengan Desa Baregbeg, serta perbatasan propinsi Jawa Barat dengan Jawa Tengah. Yang kebetulan satu desa dengan penulis dan merupakan tempat penulis wiyata bhakti.
2.   Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari  tahun 2012.

C. Prosedur Penelitian 
Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang terjadi dimasyarakat atau sekolompok sasaran, dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan (Arikunto, 2002:82). Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan anggota kelompok  sasaran. Penelitian tidakan adalah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan invovatif yang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam prosesnya pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling mendukung satu sama lain.
Sedangkan tujuan penelitian tindakan harus memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut:
1.      Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu benar-benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan.
2.      Kegiatan penelitian, baik intervensi maupun pengamatan yang dilakukan tidak boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama. 
3.      Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien, artinya terpilih dengan tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana dan tenaga.
4.      Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci, dan terbuka, setiap langkah dari tindakan dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang berminat  terhadap penelitian tersebut dapat mengecek setiap hipotesis dan pembuktiannya.
5.      Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan yang berkelanjutan (on-going), mengingat bahwa pengembangan dan perbaikan terhadap kualitas tindakan memang tidak  dapat berhenti tetapi menjadi tantangan sepanjang waktu. (Arinkunto, 2002:82-83).
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (1988:14), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi  planning  (rencana),  action  (tindakan), observation  (pengamatan), dan  reflection  (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut:
Refleksi
 
Tindakan/
Observasi
 
Refleksi
 
Rencana yang direvisi
 
Tindakan/
Observasi
 
Refleksi
 
Rencana yang direvisi

 
Tindakan/
Observasi
 
 























Gambar Alur PTK model Kemmis dan Mc. Tagart

Penjelasan alur di atas adalah:
1.    Rancangan/perencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
2.  Pelaksanaan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembecahan masalah (problem solving).
3.  Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
4.  Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rangcangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.
Penelitian ini dilaksanakan selama tiga siklus/putaran.Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2, dan 3, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan. 
Penelitian ini dilaksanakan melalui 5 tahap, yaitu, (1) tahap perencanaan, (2) tahap persiapan, dan (3) tahap pelaksanaan, (4) tahap pengolahan data, dan (5) penyusunan Laporan. Tahap-tahap tersebut dapat dirinci seperti sebagai berikut.
1.  Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan meliputi, (1) observasi di sekolah dan diskusi dengan mitra guru, (2) penyusunan proposal penelitian.
2.  Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ini meliputi, (1) pembuatan RPP (rencana program pembelajaran), (2) pembuatan LO (lembar observsi), (3) pembuatan soal tes formatif, (4) pembuatan rambu-rambu penilaian, (5) uji coba instrumen, dan (6) seleksi dan revisi instrumen.
3.  Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan kegiatan yang banyak berhubungan dengan lapangan dan pengolahan hasil penelitian. Tahap pelaksanaan meliputi, (1) tahap pengumpulan data dan (2) tahap pengolahan data.
4.  Tahap Penyelesaian
Pada tahap ini meliputi, (1) penyusunan laporan penelitian dan (2) penggandaan laporan.

D. Instrumen dan Teknik Penelitian
1. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1.   Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar. 
2.   Rencana Pelaksanaan Pelajaran (RPP)
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.
3.   Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegaian ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil eksperimen.
4.  Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
a. Lembar observasi pengolahan pembelajaran penemuan (discovery), untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.
b.  Lembar  observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.
5.   Tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif). 
2. Teknik Penelitian
Untuk melakukan penelitian ini, digunakan dua jenis teknik pengumpulan data yaitu teknik observasi dan teknik tes.
a.    Teknik Observasi
Prosedur penelitian data yang dirancang untuk digunakan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) menggunakan teknik observasi yaitu pengamatan dengan indra penglihatan. Teknik observasi ini menggunakan lembar observasi untuk perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Teknik observasi ini dipandang relevan dalam upaya perbaikan terhadap proses belajar mengajar yang sedang berlangsung.
Observasi partisipan, pengamat ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan subjek yang diamati, seolah-olah merupakan bagian dari mereka. Sementara pengamat terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan subjek penelitian, pengamat harus berperan ganda, ia sebagai pengamat yang merangkap sebagai peneliti.(Ruswandi,dkk. 2007:151).

b.    Teknik Tes
Teknik tes menggunakan lembar soal tes awal dan tes akhir. Teknik ini mengukur keberhasilan siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar. Acuan dalam kegiatan pengumpulan data yang diharapkan, ditetapkan rambu-rambu pengumpulan data penelitian seperti tabel di bawah ini.
No.
Jenis dan Hasil Penelitian
Teknik Pengumpuan Data
1.
Perencanaan pelaksanaan pembelajaran
Observasi
2.
Proses pelaksanaan pembelajaran oleh guru
Observasi
3.
Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
Lembar Observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran
4.
Hasil belajar siswa
Lembar tes siswa


E.  Analisis Data dan Pengecekan keabsahan Data
1. Analisis Data
Sesuai dengan model penelitian yang digunakan, maka teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif.
PTK dengan pendekatan deskriptif menggunakan analisis yang bersifat menggambarkan, menjelaskan, menghubungkan, menggolongkan, membedakan, dan menafsirkan tentang sesuatu gejala atau peristiwa perilaku. (Ruswandi Hermawan, dkk. 2007:186)

Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif  kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
1.  Untuk menilai ulangan atau tes formatif 
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:
Dengan   :   X         = Nilai rata-rata
                     Σ X     = Jumlah semua nilai siswa
                     Σ N     = Jumlah siswa
2.  Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
 
   3.  Untuk lembar observasi
a.  Lembar observasi pengelolaan metode pemberian balikan.
Untuk menghitung lembar observasi pengelolaan  metode pemberian balikan digunakan rumus sebagai berikut:
      
  Dimana:           P1 = pengamat 1 
P2 = pengamat 2
b.  Lembar observasi aktivitas guru dan siswa
Untuk menghitung lembar observasi aktivitas guru dan siswa digunakan rumus sebagai berikut.
  
   
    Dimana:        %        = Persentase pengamatan
                        X         = Rata-rata    
                        ∑X      = Jumlah rata-rata
                        P1        = Pengamat 1
                        P2        = Pengamat 2
2. Pengecekan keabsahan Data
Setelah semua data hasil penelitian dianalisis, perlu mengadakan pengecekan atau verifikasi data penelitian. Pengecekan keabsahan data dilakukan untuk memastikan bahwa data-data yang terkumpul dalam penelitian bersifat valid dan layak untuk dijadikan sumber penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji keabsahan data adalah sebagai berikut:
a.    Perpanjangan keikutsertaan dimaksudkan untuk mendeteksi serta memperhitungkan distori yang mungkin mengotori data. Dan mempraktekan langsung penggunaan metode discovery untuk meningkatkan minat dan prestasi mata pelajaran IPA;
b.    Ketekunan pengamatan maksudnya untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang relevann dengan persoalan atau isu yang sedang dicari serta untuk memperdalam, mengarahkan data (focus). Hal ini dilakukan dengan cara pengamatan terhadap berbagai aktifitas pelaksanaan pembelajaran dan mencatat serta merekam hal-hal yang berhubungan dengan masalah penelitian dengan maksud untuk memperdalam dan mengarahkan pada focus;
c.    Triangulasi (pengecekan data) yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data. Dalam hal ini dilakukan dengan cara  pengecekan hasil wawancara dan pengamatan terhadap sumber yang berbeda serta membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dengan teknik menyalin agar tidak terpadu (dissanforman) dalam melakukan penelitian ini;
d.   Pemeriksaan teman sejawat yang dilakukan dengan cara didiskusikan bersama sesama guru dan dikonsultasikan dengan kepala madrasah mengenai hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh;
e.    Analisis kasus negatif dilakukan untuk mengungkapkan kecenderungan informasi yang dikumpulkan. Hal ini dilakukan dengan cara mengumpulkan contoh-contoh dan kasus-kasus yang tidak sesuai dengan pola kecenderungan informasi yang telah terkumpul untuk digunakan sebagai bahan komperatif;
f.     Pengecekan anggota dilakukan dengan cara memeriksa dan melaporkan data hasil penelitian kepada sumber (pihak madrasah) guna menyamakan persepsi antara peneliti dengan pihak madrasah;
g.    Kecukupan referensial merupakan alat untuk menumpang dan menyesuaikan dengan kritik tertulis untuk keperluan evaluasi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui lebih dalam dan jelastentang masalah yang di teliti di lapangan. Kecukupan referensial dilakukan dengan cara menanyakan langsung ke pihak MI Ma’arif Kedungsari, serta mencari informasi dari sumber lain misalnya dari buku atau majalah tentang penelitian;
h.    Uraian rinci dilakukan seteliti dan secermat mungkin. Ketekunan peneliti untuk mengarahkan focus dibandingkan dengan peneliti lain;
i.       Audit kebergantungan dilaksanakan guna memeriksa kebergantungan data yang dilakukan dengan memberikan buku dan hasil penelitian kepada pembanding;
j.       Audit kepastian merupakan interpreasi dengan cara dirundingkan dan disepakati bersama oleh pihak peneliti dan subjek yang diteliti, serta dibuktikan dengan surat keterangan yang sah tentang data yang sesuai dengan kondisi yang sebenarnya dari pihak sekolah.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di www.roomantik.com

0 komentar: